Pekanbaru – Keberadaan perpustakaan sekolah berperan penting dalam menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Sebagai jantung sekolah, perpustakaan dituntut selalu berkembang agar dapat memenuhi kebutuhan pemustaka dalam memperoleh informasi.
Namun kondisi perpustakaan sekolah saat ini memiliki berbagai kendala, diantaranya masih minimnya status kelembagaan perpustakaan yang belum sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP).
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru, Ir. Hj. Nelfiyonna, M.Si saat menjadi narasumber acara Bakwan “Bimbingan Teknis Akreditasi Perpustakaan dan Kenduri Perpustakaan” yang ditaja oleh Forum Perpustakaan Sekolah/Madrasah Indonesia (FPSMI) Provinsi Riau, Selasa (22/3/2022).
“Dalam kurun waktu tahun 2011 hingga 2022 hanya 53 perpustakaan sekolah sudah terakreditasi. Dengan rincian 10 perpustakaan SD/MI, 21 perpustakan SMP/MTs dan 22 perpustakaan SMA/SMK/MA,” jelasnya.
Perpustakaan salah satu media yang dimiliki sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar dan mendongkrak kegemaran membaca dengan koleksi-koleksi yang dimilikinya. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dispusip dan Dinas Pendidikan bersinergi mendorong sekolah agar dapat melaksanakan akreditasi.
“Setelah mengikuti Bimtek ini para pengelola perpustakaan bisa lebih paham tentang tugas dan fungsinya, sehingga semakin banyak perpustakaan sekolah yang terakreditasi atau paling tidak telah memenuhi SNP. Ini penting karena perpustakaan memiliki peran dalam upaya mewujudkan SDM unggul, mandiri dan mampu berdaya saing di era global. Oleh karena itu, perlu ikhtiar kolektif agar kegemaran membaca dan memanfaatkan layanan perpustakaan dapat menjadi bagian hidup keseharian peserta didik kita,” jelasnya.
Turut hadir dalam kesempatan itu, Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Dr. H. Ismardi Ilyas, MA, Rektor Universitas Lancang Kuning, Dr. Junaidi, M.Hum serta 47 peserta mengikuti Bimtek tersebut.
