Seandainya Stephen Chen Jadi Walikota – Lomba Menulis

oleh -917 views
STEPHEN CHEN

BILA AKU MENJADI WALIKOTA

BY : STEPHEN CHEN

            Hoammm… Ngantuk sekali… Selepas cuci muka dan sikat gigi, aku langsung merebahkan diri di kasur. Besok adalah hari yang jauh lebih melelahkan. Pegal-pegal ini tak berarti apa-apa.

***

            Menjadi walikota bukanlah hal yang mudah, apalagi menjadi walikota di sebuah kota multikultural dan punya dasar adat yang kuat. Sekarang, inilah yang terjadi padaku. Aku tengah duduk memangku jabatan penting di kota kelahiranku, Kota Pekanbaru. Namaku Nursyam Jauhar, tapi orang-orang senang memanggilku Johan. Sejak kecil, menjadi orang nomor satu adalah impianku. Entah ketua rukun tetangga, kepala lurah, kepala camat, atau posisi lainnya. Tapi, menjadi walikota adalah impian utamaku. Bagiku, membangun sebuah kota adalah pekerjaan yang luar biasa, sebab, kota adalah cerminan modernitas dalam sebuah provinsi. Semakin banyak jumlah perkotaan serta semakin maju dan teratur sebuah sistem perkotaan, maka barulah dapat disebut kota tersebut kota yang maju dan daulat.

            Aku sadar, membangun kota bukanlah perkara gampang. Kata Emak, tak semudah membolak-balik tangan, tapi membangun kota sebesar Kota Pekanbaru adalah pekerjaan yang besar. Pekanbaru adalah kota yang istimewa, dan dipadati oleh 1,1 juta jiwa. Kota ini tersohor sebagai ladang mencari uang, sebab itulah dipenuhi oleh para pendatang. Menjadi sentra ekonomi terdepan merupakan kekuatan yang harus dipertahankan, dan aku yang akan melakukannya.

            Landasan kota ini juga bukan main-main. Cita-cita yang dulu dibangun adalah menjadikan Pekanbaru sebagai smart city yang madani. Kota pintar adalah terjemahan dari smart city, namun bukan berarti harfiah sebagai kota yang ditinggali orang-orang pintar saja. Membangun Pekanbaru sebagai kota cerdas berarti membentuk perilaku efisien dalam pengembangan dan pengelolaan kota yang didasari teknologi. Menjadi madani, berarti menjadi beradab. Dengan dasar adat Melayu dan ajaran Islam sebagai mayoritas ditengah keberagaman masyarakatnya, aku yakin, Pekanbaru dapat kusulap menjadi kota idaman.

            Potensi Pekanbaru sungguhlah besar, dan masyarakatnya tak salah pilih walikota. Aku akan berusaha keras untuk mengubah kota ini. Apa saja ya, agendaku selama 5 tahun ke depan? Ternyata, untuk menjadikan Pekanbaru sebagai smart city yang madani, aku harus memperbaiki berbagai sisi, mulai dari perbaikan sistem birokrasi, pemberdayaan teknologi dan infrastruktur, peningkatan dan penyesuaian mobilitas, sistem pelayanan kesehatan masyarakat, pengelolaan energi dan bangunan, serta kesadaran warga sendiri. Wah, tak main-main ini. Akan kubereskan secepatnya. Aku akan turun tangan sendiri, menanyakan pada warga apa yang terjadi.

            Aku memulai pekerjaanku dari perbaikan infrastruktur dan teknologi. Bagiku, Kota Pekanbaru merupakan kota potensial, namun karena sumber daya manusia kurang serta infrastruktur yang tak memadai, kota ini akhirnya jauh dibelakang kota lain yang sedang berbenah diri. Aku mengadakan rekrutmen staf ahli teknologi, dan mulai membangun command center. Dari command center yang baik, maka akan tercipta kota pintar yang efisien. Selain itu, mulai menggencarkan penggunaan teknologi terbaru adalah langkah yang tepat. Dari satu pekerjaan ini, aku dapat mendorong pekerjaan lainnya, yaitu membentuk struktur birokrasi yang sadar teknologi.

            Struktur pemerintahan di Kota Pekanbaru membutuhkan perhatian serius. Kurangnya pegawai negeri sipil yang laik kompetensi serta sadar teknologi, membuatku harus melakukan revitalisasi pada tubuh pemerintahanku. Aku tak ingin menghabis-habiskan uang dengan memberi pelatihan, karena bisa menjadi ladang korupsi dan yang dilatih belum tentu mengerti. Kuputuskan untuk mengganti pegawai dengan yang memiliki standar kompetensi yang baik dan cakap, ditambah pula beberapa standar adab agar pegawaiku nanti mampu melayani negeri dengan adab dan santun yang tinggi. Satu pekerjaan sudah selesai, saatnya ke pekerjaan lainnya.

            Dengan meningkatnya kualitas infrastruktur, maka akan mendorong mobilitas khas perkotaan yang baik. Dibangunnya jalan layang, jalur alternatif, perbaikan jalan rusak, serta jalan raya besar, akan mendorong pergerakan penduduk perkotaan setiap harinya. Tidak hanya dari sisi jalan, aku juga akan membangun sistem kereta api listrik ataupun perbanyakan trayek bus trans yang ramah lingkungan. Hal ini tentunya akan mendorong industri kendaraan umum dan menekan angka kemacetan yang menghabiskan waktu. Dengan kemudahan akses mobilitas, kuharap masyarakatku dapat meningkatkan kualitas hidupnya sesuai zaman yang menuntut kecepatan dan efisiensi. Kota pintar adalah kota yang sadar teknologi dan selalu ditekan waktu, maka dari itu pergerakan masyarakat harus didukung seluas-luasnya.

            Hmm, kurasa selanjutnya adalah pengembangan teknologi itu sendiri. Harus ada CCTV di setiap jalan agar menjamin keamanan dan ketertiban, serta perbaikan sistem parkir yang tertib melalui alat parkir otomatis. Selain itu, delik aduan juga harus diproses cepat oleh command center, dan kurasa aku harus melakukan sosialisasi aplikasi aduan masyarakat di Kota Pekanbaru, sehingga pelayanan lebih efektif dan terjangkau oleh teknologi. Menarik sekali! Takkan kuhamburkan uang daerah sia-sia, akan kujadikan kota ini istimewa.

            Pelayanan kesehatan selanjutnya! Menjamin kesehatan masyarakat sangat penting, maka itu aku mengerahkan pusat kesehatan masyarakat berteknologi, setara dengan rumah sakit swasta yang mahal harganya. Aku juga pernah sakit dan kepepet duit. Takkan kubiarkan lagi itu terjadi pada masyarakatku.          Akan dibuka klinik-klinik baru dan dibiayai oleh pemerintah daerah. Ya, bagus sekali! Sekarang, semua orang berhak sehat dan punya pengalaman berobat yang baik. Jangan sampai uangnya jatuh ke tangan oknum koruptor pengadaan alat kesehatan. Semua harus transparan, pengeluaran harus dicatat benar.

            Energi! Aku tak boleh lupa, bahwa listrik sulit diperoleh. Akan dikembangkan tenaga listrik baru, entah itu surya, air, angin, panas bumi, atau nuklir sekalipun. Masyarakatku tak boleh lagi merasakan mati listrik bergilir. Mengurangi pendapatan saja kalau mati listrik 2 jam. Air juga tak boleh dibuang seenaknya. Harus dimanfaatkan dengan pengolahan air minum dan air laik guna untuk semua, agar tak ada lagi yang minum dan mandi dari air yang sama. Bangunan juga harus diberdayakan. Bukan hanya membangun, lalu dibengkalaikan hingga kumuh dan menjadi bangunan rusak. Gerakan rumah susun murah bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang kurang berduit. Dibanding tinggal di emperan sungai atau lingkungan kumuh, lebih baik tinggal di rumah susun sewa, bukan?

            Kurasa yang perlu kubereskan juga adalah vandalisme. Anak-anak pada masa pertumbuhan sangatlah nakal, tapi mereka tidak boleh mengotori lingkungan, bukan? Setiap anak yang melakukan tindak vandalisme, akan kuhukum dengan pelayanan publik kepada masyarakat. Selain itu, tidak boleh ada praktik suap-menyuap. Sampah segera dibereskan dengan membangun tempat pengolahan limbah dekat pasar, sungai dan industri rumah tangga lainnya. Izin sekolah vokasi akan kupermudah, namun dengan syarat kualitas dijaminkan.Vokasi tak boleh dipandang sebelah mata, sebab lulusan vokasi penting untuk pertumbuhan sebuah kota. Dengan tenaga-tenaga terlatih, kota akan semakin cepat dibangun.

            Tak lupa pula, pengembangan agama dan adat budaya juga harus dikembangkan. Kampung Melayu harus digiatkan, namun tak berarti mengganggu keberagaman yang ada. Gerakan baca Quran dan berbagai pengembangan sikap moral positif lainnya juga harus digiatkan. Lewat sekolah, kuajarkan budi-budi baik bersendi syara’ agar kotaku menjadi madani dari hati.

            Ah, lihat. Kotaku sudah lebih beradab sekarang, dengan kecerdasan dimana-mana. Masyarakat melek pendidikan dan teknologi, namun tak melupakan agama dan akal budi. Sungai Siak sudah sedikit membaik, parit tak lagi tersumbat dan Rumbai tak lagi banjir. Pajak dibayar tepat waktu, dan korupsi tak lagi menggigit kantong rakyat kecil. Bagai Madinah, kotaku madani. Ya, Pak Johan, sang walikota Pekanbaru, sudah berhasil memimpin dan melakukan progresi besar-besaran secara nyata, tak buang waktu, apalagi uang. Memang tak salah pilih lagi masyarakatku kini. Hidup senang, mudah, nyaman, aman, dan efisien, sudah tercapai di Kota Pekanbaru. Maka dari itu,

Selamat datang di Kota Pekanbaru,

Kota Bertuah,

Smart city yang madani.

***

“JOHAN, BANGUN! DAH PUKUL 5 BELUM SHOLAT KAU LAGI NAK! NANTI MAU PERGI SEKOLAH! DAH MAK BILANG KEMARIN, BILA SEKOLAH USAI JAM 5, LANGSUNG BALIK RUMAH ISTIRAHAT!! KINI CEPAAAAT BANGUN!”

Emak berteriak kuat-kuat, aku tersentak.

“Ah…. Cuma mimpi ternyata.”

Tapi, mimpi tak boleh dibiarkan jadi mimpi saja, kan?

Aku harus bangun dan cepat berkemas, Pekanbaru masa depan menantikanku sebagai walikotanya.

“Tulisan ini di ikut sertakan dalam Lomba Hari Jadi Kota Pekanbaru ke 233 Tahun 2017”

STEPHEN CHEN

Nama Penulis : Stephen Chen

Nama Sekolah : SMK N 1 Pekanbaru

About the author

Gambar Gravatar

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DISPUSIP) Kota Pekanbaru hadir sebagai salah satu wujud keseriusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. DISPUSIP Kota Pekanbaru mengemban tugas untuk memberikan pelayanan yang terbaik di bidang perpustakaan dan Kearsipan.

Tentang Penulis: DISPUSIP Kota Pekanbaru

Gambar Gravatar
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DISPUSIP) Kota Pekanbaru hadir sebagai salah satu wujud keseriusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. DISPUSIP Kota Pekanbaru mengemban tugas untuk memberikan pelayanan yang terbaik di bidang perpustakaan dan Kearsipan.

No More Posts Available.

No more pages to load.