Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang, maka tak cinta.
Namaku Rinta Lidiyani. Umurku masih kisaran 16 tahun dan aku lahir di Lumajang, Jawa timur pada tanggal 26 Juni 2001. Saat ini duduk dibangku kelas 11 SMA 15 Pekanbaru. Yah, sekian saja pengenalan dariku, karna hal ini bukan bercerita tentang apa yang menjadi privasiku. Ini adalah kisah dimana angan anganku untuk menjadi seorang pemimpin.
Berbicara tentang Walikota, mungkin akan teringat olehmu akan sulitnya pekerjaan untuk mengatur sebuah wilayah besar yang mana para penduduknya masih ada yang mengalami keterbatasan. Meskipun dilihat dari fasilitasnya, Pekanbaru juga sudah termasuk kota yang maju. Itu jika dilihat dari fisiknya, ayo kita tela’ah lebih mendalam.
Aku sudah mengitari kota Pekanbaru. Melihat di setiap sudut cakrawala Pekanbaru. Di setiap tetes kehidupan. Masih banyak anak anak yang tersenyum ketika mereka sendiri merasa beban masih ada di pundak mereka. Berlarian tanpa kenal lelah saat mereka bahkan telah menjadi tulang punggung keluarga dan merasakan betapa sulitnya menjalani hidup.
Mereka bekerja seharian penuh demi bisa memberi rajutan bahagia keluarganya. Dan disinilah angan anganku bermain. Jika saja, jika saja aku menjadi seorang Walikota Pekanbaru. In Syaa Allah akan kubuatkan mereka rumah susun yang setidaknya satu rumah dapat menampung satu keluarga kecil.
Masalah pekerjaan, setidaknya aku ingin membuatkan sebuah pekerjaan kecil yang tidak membosankan dan juga membuat anak anak kurang mampu itu turut ikut serta didalamnya. Pekerjaan kecil yang mampu membuahkan hasil besar untuk kota pekanbaru tercinta. Seperti membuat sebuah perkebunan yang dikelola oleh orang orang kurang mampu. Anak anak kecil juga bisa turut serta di dalamnya sebagai bagian menanam bibit.
Perkebunan itu juga bisa menjadi tambahan wahana fasilitas kota Pekanbaru. Menarik banyak wisatawan dengan keanekaragaman kebun baik buah buahan maupun bunga dan sayuran. Lagi pula, kota ini masih memiliki lapangan kosong yang tak terpakai. Itu bisa menjadi modal pembuatan tempat wisata alam Pekanbaru. Karna diketahui, Pekanbaru itu minim akan wisata alamnya. Tak memiliki gunung atau lautan. Jadi, tak buruk juga untuk membuat wisata alam yang dibuat ramai ramai oleh penduduk pekanbaru itu sendiri.
Setiap manusia pasti memiliki bakatnya tersendiri. Baik itu bersifat akedemik maupun non akademik. Maka dari itu, aku ingin membuat lomba lomba kreativitas untuk seluruh anak Pekanbaru. Yang siapapun mampu mengembangkan kreativitasnya. Mengikutsertakan anak anak yang memiliki potensi dalam jiwanya. baik yang kurang mampu maupun mampu.
Sekarang, permasalahan tentang suhu. Suhu Pekanbaru sangatlah berbeda dengan suhu di pedesaan. Karna Pekanbaru adalah kota. Udara segar di Pekanbaru cukup minim kecuali jika dipagi hari. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pepohonan yang tumbuh di sekitar wilayah Pekanbaru. Aku berpendapat jika suatu saat aku yang memimpin kota ini, aku akan mengadakan reboisasi. Tidak hanya di satu tempat, tapi juga disepanjang kota Pekanbaru yang gersang. Coba saja kalian bayangkan betapa indahnya jalan raya yang dipinggirnya ditanami pohon lebat. Pohon yang bersiul diterpa angin. Menggerakkan tiap dedaunan seakan melambai pada pengguna jalanan. Mereka berterima kasih karna kita mengizinkan mereka bertugas memberi kehidupan pada manusia. Karna pada akhirnya, manusiapun akan dengan sendirinya merasa berteman dengan alam.
Pekanbaru tidak hanya memiliki masalah akan keterbelakangan, pekerjaan, dan juga suhu udara. Pekanbaru juga harus direnovasi saat banjir menjadi sebuah kendala penting. Baru beberapa minggu terakhir, Pekanbaru di terjang hujan lebat membuat rumah rumah ditelan air. Hal ini juga mencakup dalam masalah pepohonan tadi. Karna pohon dapat menghisap air, maka tidak lah kita coba bersama untuk menanam banyak pohon yang minimalnya ditiap rumah punya satu pohon.
Kemudian masalah lalu lintas yang semrawut. Siapa bilang Pekanbaru minim penduduk hingga jalanan mulus tanpa macet? Buktinya, ada kalanya macet Pekanbaru tak dapat di toleransi. Maka dari itu, impianku dapat membuat jalan alternatif sebagai penyambung dari ide jalan layang sudirman. mungkin dengan membuat jalan lain sebagai jalan pintas. Kemudian menetapkan peraturan para pengendara untuk tidak menjalankan kendaraannya di trotoar. Karna trotoar hanya untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda saja.
Kota yang memiliki nuansa melayu. Dan menjunjung tinggi islam. Bahkan, pekanbaru sudah sering disebut sebagai kota Sunnah. Dan itu merupakan kebanggaan tersendiri untuk kota Pekanbaru. Akan baiknya masjid besar seperti Mesjid Agung di gunakan selayaknya. Karna sekarang, banyak yang menggunakan Mesjid Agung sebagai sarana berolahraga. Mungkin lebih baik lagi jika aku membuatkan fasilitas jogging di sekitaran perkebunan seperti mimpi awalku agar bermanfaat lebih baik. Menjadikan perkebunan memiliki dua fungsi. Fungsi berkebun, dan fungsi untuk refreshing.
Ah, dan hampir lupa. Pekanbaru adalah kota bertuah. Maka dari itu, jika aku jadi wali kota, aku akan mempertahankan Budaya Melayu Riau dengan menetapkan tiap bangunan setidaknya punya dekorasi arab melayu. Baik Rumah maupun gedung gedung besar sebagai khas dari pekanbaru, Riau. Agar Pekanbaru dapat dikenal orang banyak. Bersinar seperti surya dan menjunjung tinggi agama dan martabat kota.
Sekian… Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
“Tulisan ini di ikut sertakan dalam Lomba Hari Jadi Kota Pekanbaru ke 233 Tahun 2017”
Nama Penulis : Rinta Lidiyani
Nama Sekolah : SMA 15 PEKANBARU