Dengan sepeda tua milikku akupun berjalan menuju kota ,kota yang sangat besar dan luas ,kota tempat dimana aku dilahirkan yaitu kota Pekanbaru. Aku lihat sekeleliling kota ,terlintas dibenakku dan aku bayangkan didalam pikiranku dan akupun berkata ANDAIKAN AKU JADI WALI KOTA.
Berulang kali aku berkata andaikan aku menjadi Wali Kota ,aku ingin mengubah kota ini. Kota yang saat ini rusak ,kota yang saat ini hancur ,dan kota yang saat ini berubah.
Akupun memikirkan sesuatu yang harus aku lakukan disaat aku akan menjadi Wali Kota yaitu aku akan membangun tempat ibadah yang layak bagi yang beragama islam maupun yang non islam, bersama mengajak umat beragama islam dan non islam saling membantu disaat ada acara besar dari masing-masing agama. Saling menyapa dan berteman dengan umat beda agama ,dan saling bergotong royong antar umat beragama.
Lalu terlintas dipikiranku bahwa masih banyak anak-anak diluar sana tidak dapat makan,yang tidak memiliki orang tua,tidak dapat bersekolah,dan tidak mendapatkan kehidupan yang layak. Lalu mereka akan ku berikan kehidupan yang layak dan menyekolahkan mereka.
Tiba-tiba akupun memikirkan sesuatu yang membuatku resah sejak tadi. Akupun teringat dengan kejadian yang ingin membuat diriku menangis yaitu kemiskinan. Tak lama air mataku pun mulai menetes mengingat anak sepinggiran jalan mencari uang , mengemis, berjualan koran dan mungkin hasil jualan mereka itupun tidak cukup untuk membeli makanan. Akupun bertekad untuk memberikan mereka tempat tinggal seperti asrama bebas biaya ,disana mereka bisa beristirahat ,menuntut ilmu ,makan-makanan yang layak untuk dikonsumsi dan terbebas dari penyakit
Setengah jalan kota mulai berlalu dan terlihat olehku spanduk yang bertuliskan JAUHI NARKOBA ,NARKOBA DAPAT MEMBUNUHMU!!! ,tetapi mengapa masih banyak orang-orang yang menggunakan narkoba. Lalu terlihat lagi olehku spanduk yang bertuliskan PERINGATAN!! MEROKOK MEMBUNUHMU ,tetapi mengapa masih saja orang-orang merokok. Padahal mereka tahu asap rokok dapat membuat kabut asap dan tidak sehat bagi orang yang menghirupnya. Disaat aku membaca spanduk itu tiba-tiba aku melihat ada orang yang merokok didekat pepohonan dan puntung rokoknya dibuang sembarangan. Ingin ku menasehatinya tetapi dia sudah pergi menjauh dari daerah itu.
Berjalan dan berjalan,mengayuh dan mengayuh kulihat sepeda tuaku dan ku lihat kendaraan lainnya. Disanalah aku melihat perbedaan antara kendaraan sepeda motor dengan sepeda tua milikku. Dan akupun mulai berfikir,berfikir tentang cara mengurangi pencemaran udara dan pencemaran suara yang disebabkan oleh asap kendaraan. Dan salah satu jalan keluar yang aku punya adalah membangkitkan rasa kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar dan mengajak mereka bersama-sama untuk menaiki bus kota.
Dan seluruh jalanan kota hampir kulalui menggunakan sepeda tuaku tiba-tiba akupun terjatuh dari sepeda ku yang membuat kaki dan tangan ku terluka,dan tiba-tiba datanglah seorang anak kecil yang ingin menolongku tegak dan saat itulah terlintas dibenakku saling tolong menolong sesama makhluk mulai dari hal terkecil hingga hal terbesarpun kita tetap harus saling tolong menolong sesama makhluk ,tolong menolong juga adalah suatu kewajiban makhluk hidup. Lalu terlihat olehku anak kecil itu mengambil sesuatu dibawah sepedaku dan aku teringat bahwa aku telah memasukkan uang untuk di sedekahkan, tiba-tiba anak itupun berdiri dihadapan ku. Dan dia memberikan uangku yang terjatuh. Kulihat mata anak itu ,dalam hatiku berkata mungkin anak ini belum makan dan akupun memberikan uang itu kepadanya dan diapun pergi.
Saat itu aku mulai merasa tenang dan akupun juga sudah mendekati rumahku. Akupun tersenyum dan hatiku berkata betapa indahnya kota ini tetapi yang membuatnya hancur adalah masyarakat yang tinggal dikota ini. Akupun bertekad bulat bahwa aku ingin menjadi Wali Kota. Wali Kota yang berjiwa pemimpin ,tidak korupsi ,dan peduli terhadap masyarakatnya.
“Tulisan ini di ikut sertakan dalam Lomba Hari Jadi Kota Pekanbaru ke 233 Tahun 2017”
Nama Penulis : Raihanah Meisya Maharani
Nama Sekolah : SMP Islam As-Shofa