Seorang walikota adalah pemimpin dari kota, maka dari itu pemimpin harus bisa menggerakkan orang lain secara tidak langsung dan tampil saat situasi sedang kritis. Ketika masalah muncul, walikota harus enyelesaikannya. Terkadang pemimpin tidak hanya seperti ini, kita perlu untuk memotivasi orang-orang disekitar.
Jika terjadi pertengkaran antar penduduk, maka kita harus berusaha memperbaikinya tanpa menyinggung sekaligus membawa pikiran positif untuk diberikan pada orang agar mereka tahu dimana letak kesalahan mereka dan akan bergerak untuk mengakuinya dan berhenti membuat kegaduhan itu lagi. Terkadang usaha itu gagal, namun ada hal yang bisa kita lakukan, kita bisa mendukung mereka agar mereka kembali menjadi penduduk yang damai, saling mendahulukan dan mengingatkan apa yang akan terjadi jika seseorang tersebut melakukan hal yang salah.
Ketika suatu hal dicapai dan akhirnya tercapai, itu bukanlah hasil seorang diri, pemimpin atau penduduk yang paling mempengaruhi, namun adalah hasil dari segenap orang yang ikut serta bersama memenuhi pencapaian tersebut. Jangan hanya mementingkan sebagian, pikirkanlah untuk semua. Hal yang tidak adil ini bisa mengurangi orang-orang yang sudah berdamai dan kegaduhanpun kembali terjadi. Tidak semuanya untung dan mungkin sebagian akan rugi.
Pada umumnya, penduduk bisa saja melawan pendapat kita dan menyatu untuk menjatuhkan. Seharusnya konflik tidak terjadi lagi setelah suatu masalah hendak terselesaikan. Ketika kita sekali saja menjadi seorang yang tidak adil, maka penduduk akan berpikir buruk terus menerus.
Jika bencana alam terjadi dan menimpa penduduk, segera evakuasi seluruh orang tanpa terkecuali, miskin ataupun kaya. Berusahalah mencukupi penduduk-penduduk terlebih dahulu. Jangan melakukan tindakan-tindakan yang buruk seperti korupsi, egois, tidak peduli, tidak bertanggung jawab, dan lain-lain.
Kalau kita harus mengambil keputusan yang merugikan diri sendiri untuk yang lain biarlah itu terjadi, karena jika dilihat dari sisi pikiran dan hati, kita pasti lebih mementingkan keselamatan dibandingkan sebuah keinginan hati yang mematikan.
Saya akan berusaha untuk meningkatkan fasilitas dan juga pendidikan moral untuk generasi baru. Setidaknya dengan skala satu berbanding sepuluh, agar masyarakat Indonesia perlahan-lahan menjadi masyarakat yang disenangi dan banyak masyarakat yang menerapkannya walaupun diluar negri.
Untuk menjadi pemimpin kita juga harus berani mengambil resiko agar dapat memenuhi kebutuhan semua. Keteguhan dan kesungguhan harus menyertai dalam memimpin, karena ketikan kita memimpin kita tidak boleh mengubah-ubah keputusan atau tidak konsisten, keseriusan akan diperlukan karena tugas walikota bukanlah tugas main-main.
Para pemimpin tentu harus memikirkan segala keputusan dengan baik dan lebih luas . Terkadang jika salah, semua mengalami kerugian. Keputusan-keputusan yang sulit bisa saja terjadi, dan kita harus memilih salah satu, maka dari itu pilihlah dengan baik.
“Tulisan ini di ikut sertakan dalam Lomba Hari Jadi Kota Pekanbaru ke 233 Tahun 2017”
Nama Penulis : Meilisa Stevani
Nama Sekolah : Sekolah Kristen Kalam Kudus