Pekanbaru – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru, Hj. Erna Juita, SH,. M.Si menghadiri acara peresmian Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Rokan Hulu “H. Mahiddin Said” pada Kamis (16/3/2023) lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Erna mengatakan betapa pentingnya peran perpustakaan sekarang ini. Tidak sekedar sebagai pusat pelayanan dan penyediaan informasi saja, namun juga secara tidak langsung berperan dalam pengembangan kualitas SDM.
“Seperti sering disampaikan bapak Syarif Bando bahwa paradigma perpustakaan sudah berubah. Kini, bagaimana perpustakaan dapat mentransfer ilmu pengetahuan untuk masyarakat. Ujungnya bisa memproduksi barang dan jasa,” Ungkap Erna usai acara peresmian.
Salah satu program nasional untuk mendukung upaya itu ialah Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Upaya pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna masyarakat.
“Karena perpustakaan turut andil dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Melalui apa, ya itu melalui transfer ilmu pengetahuan dari buku, pustakawan maupun pengelola perpustakaan,” tambahnya.
Untuk mendorong masyarakat agar menjadikan literasi sebagai gaya hidup, lanjut Erna, tentu harus dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan. Baik pada sarana dan prasarana maupun pengelola perpustakaan itu sendiri.
“Tidak ada orang hebat dan sukses tanpa membaca. Buku membuka cakrawala pemikiran melalui pengetahuan-pengetahuan. Maka membaca buku sudah seharusnya menjadi kebutuhan bagi semua orang,” terangnya.
Seperti diketahui, Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando bersama Kadisperip Riau Dra Hj Mimi Yuliani Nazir MM dan Bupati Rokan Hulu Letnan Kolonel Arh (Purn.) H. Sukiman meresmikan gedung dengan pemotongan pita. Dilanjutkan dengan talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Kesejahteraan dengan tema “Melalui Transformasi Perpustakaan Kita Wujudkan Rokan Hulu Maju dan Sejahtera”.
Indonesia kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Di bidang agrikultur, Indonesia terkenal atas kekayaan tanaman perkebunan seperti biji coklat, karet, kepala sawit, cengkeh dan lainnya. Tapi sayangnya kita belum bisa memaksimalkan seluruh potensi SDA yang dimiliki.
Seperti disampaikan Syarif Bando bahwa potensi SDA bila diolah dengan baik bisa bernilai tinggi. Seperti kepala jika dijual dalam bentuk bahan baku bernilai Rp. 20 triliun. Namun sesungguhnya memiliki potensi di angka Rp. 90 triliun.
Angka ini akan melonjak naik jika sudah dipasarkan dalam berbagai bentuk. Seperti briket, matras, nata de coco, santan, hingga furniture, nilainya dapat mencapai Rp. 300 triliun.
