Perpustakaan Digital Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Baca Masyarakat, kemajuan teknologi meningkat sesuai perkembangan zaman. Informasi pun dengan mudah diakses dari berbagai media. Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan komputer yang satu dengan lainnya diseluruh dunia. Dengan Internet, komputer yang saling terhubung untuk dapat berkomunikasi, barbagi dan memperoleh informasi. Melalui media internet sangat diminati oleh semua orang, mulai dari mencari informasi, teman, atau hanya sekadar mencari hiburan lewat media maya seperti ngegame, bermain dengan berbagi jejaring sosial dan lain lain. Internet pun sudah menjadi suatu kebutuhan bagi para pelajar untuk mencari tugas sekolah. Pendidikan di Indonesia sudah mendominasi dalam pemanfaatan terhadap teknologi informasi yang sedang berkembang pesat. Hal ini yang menimbulkan kemajuan dan efektifitas dalam kemajuan pendidikan itu sendiri.
Perpustakaan merupakan tempat untuk mengembangkan minat baca dan kebiasaan membaca. Hal ini dilatari oleh peran dan fungsi perpustakaan sebagai pusat pengembangan minat baca. Secara lebih rinci, Widiasa (2007) menyebutkan tugas pokok perpustakaan,
Tugas Pokok Perpustakaan ada 3 yaitu :
1. Menghimpun bahan pustaka yang meliputi buku dan nonbuku sebagai sumber informasi,
2. Mengolah dan merawat bahan pustaka, dan
3. Memberikan layanan bahan pustaka.
Salah satu upaya pengembangan minat dan kegemaran membaca adalah adanya distribusi buku. Perpustakaan sendiri bertujuan memberi bantuan bahan pustaka atau buku yang diperlukan untuk para pemakai. Buku merupakan salah satu syarat mutlak yang diperlukan untuk pengembangan program, pengembangan minat, dan kegemaran membaca, khususnya bagi anak anak kecil yang tentunya belum begitu banyak mengenal teknologi informasi. Artinya, bahwa fungsi buku memberikan tempat tersendiri bagi pengembangan anak. Hal inilah yang kemudian berimplikasi pada semakin maraknya industri perbukuan atau penerbit di Indonesia secara khusus dan dunia perbukuan secara global.
Secara lebih umum, Yusuf dan Suhendar (1:2005) menyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengelolaan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lain-lain. Pemanfaatan Teknik Informasi dan Komunikasi dapat diterapkan dalam modul pembelajaran. Perpustakaan digital menjadi salah satu solusi akan mahalnya buku buku cetak di Indonesia. Biasanya guru hanya menjelaskan materi di papan tulis dan sumber utamanya tetaplah buku cetak yang harganya mahal dan belum tentu semua materi di dalamnya akan dipelajari oleh peserta didik.
Perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek informasi tersebut melalui perangkatan digital (Sismanto, 2008). Layanan ini dapat mempermudah kita dalam mencari informasi seperti dokumen, gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat dan akurat. Dalam perpustakaan digital tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan sumber sumber lain dan pelayanan informasinya terbuka bagi pengguna di seluruh dunia. Koleksi perpustakaan digital tidaklah terbatas pada dokumen elektronik pengganti berbentuk cetak saja, ruang lingkup koleksinya sampai pada artefak digital yang tidak bisa digantikan dalam bentuk tercetak.
Proses pembuatan Perpusstakaan digital menurut Suryandari (2007), terdapat proses digitalisasi yang terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu:
1. Scanning, yaitu proses memindah dokumen dalam bentuk cetak dan mengubahnya kedalam bentuk berkas digtal, contohnya seperti berkas PDF.
2. Editing, yaitu proses mengolah berkas PDF didalam komputer dengan cara memberikan catatan kaki, hyperlink, daftar isi dan sebagainya.
Proses OCR (Optical Character Recognition) dikatergorikan pula kedalam proses editing. OCR adalah sebuah proses yang mengubah gambar menjadi teks.
3. Uploading, yaitu proses pengisian (input) metadata dan meng-upload berkas dokumen tersebut ke digital library.
Berkas yang di-upload sudah dalam berkas PDF yang telah melalui prose editing. Dibagian akhir, ada dua buah server. Server pertama yaitu sebuah server yang berhubungan dengan internet, berisi seluruh metadata dan full text karya akhir yang dapat diakses oleh seluruh pengguna didalam Local area Network (LAN) perpustakaan yang bersangkutan. Sedangkan server kedua adalah sebuah server yang terhubung ke internet, berisi metadata dan abstrak karya tersebut. Pemisahan kedua server ini bertujuan untuk keamanan data. Dengan demikian, full text sebuah karya hanya dapat diakses dari LAN, sedangkan melalui internet, sebuah karya dapat diakses.
Keunggulan perpustakaan digital yaitu :
1. dengan perpustakaan digital, pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun.
2. Akses yang mudah. Akses perpustakaan digital lebih mudah dibanding dengan perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu yang lama.
3. Murah. Perpustakan digital tidak memerlukan banyak biaya. Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan membeli buku.
4. Publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet.
Selain keunggulan.
Kelemahan Perpustakaan digital yaitu :
1. Tidak semua pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Pastinya, pengarang akan berpikir pikir tentang royalti yang akan diterima bila karyanya didigitalkan.
2. Masih banyak masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi. Apalagi, bila perpustakaan digital ini dikembangkan dalam perpustakaan di pedesaan.
3. Masih sedikit pustakawan yang belum mengerti tentang tata cara mendigitalkan koleksi perpustakaan. Itu artinya butuh sosialisasi dan penyuluhan tentang perpustakaan digital.
Perpustakaan digital dan perpustakaan biasa pastilah mempunyai kelebihan dan kelemahan masing masing. Perbedaan perpustakaan biasa dan digital terlihat pada keberadaan koleksi. Koleksi perpustakaan digital tidah harus berada di sebuah tempat fisik, sedangkan koleksi perpustakaan biasa terletak pada sebuah tempat yang menetap, yaitu perpustakaan. Selain itu konsepan dari kedua perpustakaan juga terdapat perbedaan ,konsep perpustakaan digital identik dengan internet atau komputer, sedangkan konsep perpustakaan biasa adalah buku-buku yang terletak pada suatu tempat. Perpustakaan digital dapat dinikmati pengguna dimana saja dan kapan saja, sedangkan pada perpustakaan biasa pengguna menikmati di perpustakaan dengan jam-jam yang telah diatur oleh kebijakan Perpustakaan.