Pekanbaru – Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru mengatakan pustakawan saat ini dituntut kemampuannya dalam mengkolaborasikan sumber-sumber informasi untuk masyarakat memperoleh kecakapan keterampilan yang berguna bagi peningkatan kesejahteraannya.
Hal ini disampaikan Nelfiyonna yang juga merupakan Pustakawan Ahli Utama saat menjadi narasumber dalam acara Pekan Aksi Literasi Riau “Wujudkan SDM Riau Bersatu” di areal Car Free Day (CFD), Ahad (8/1/2023).
“Inovasi dan kreativitas pustakawan sangat diperlukan untuk penguatan budaya literasi. Terlebih SDM yang unggul menjadi prioritas utama Presiden, yang mana erat kaitannya dengan kecakapan literasi,” jelasnya.
Pustakawan sebagai elemen melekat dari entitas perpustakaan berperan penting menentukan transfer pengetahuan untuk membentuk budaya literasi. “Dengan harapan masyarakat tidak mudah terjerumus pada informasi palsu dan menyesatkan karena memiliki tingkat kemampuan literasi yang baik,” tambahnya.
Perpustakaan kini pun telah menjadi motor penggerak ragam aktivitas masyarakat dan berkontribusi secara aktif mendukung pembangunan manusia. Sebagai bagian dari upaya mempercepat pengurangan kemiskinan akibat persoalan konektifitas dengan sumber daya pengetahuan.
“Program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS) bertujuan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pelatihan dan peningkatan skill,” ujarnya.
Sebagai informasi, Literasi sendiri memiliki empat tahapan, antara lain kemampuan mengumpulkan sumber-sumber bahan bacaan, kemampuan memaknai yang tersirat dan tersurat, kemampuan menghasilkan ide, gagasan, dan kreativitas baru, serta kemampuan menciptakan barang dan jasa.