Dispusip Gelar Panggung Apresiasi Bersuara Lewat Puisi

oleh -1.584 views

Pekanbaru – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru menyelenggarakan panggung apresiasi bersuara lewat puisi pada Sabtu (28/04/2021). Kegiatan ini dalam rangka memperingati hari puisi nasional yang jatuh setiap 28 April.

Seperti disampaikan Kepala Dispusip Kota Pekanbaru, Ir. Hj. Nelfiyonna, M.Si bahwa acara dilaksanakan sebagai inovasi Perpustakaan Tenas Effendy Kota Pekanbaru dalam memberikan layanan perpustakaan berbasis teknologi. Literasi dengan memanfaatkan media digital dimasa pandemi gencar dilakukan sebagai upaya menyebarkan informasi secara cepat kepada masyarakat.

“Karena sedang dimasa pandemi, maka kita membuat kegiatan live melalui instagram dan facebook. Ini untuk menghindari kerumunan dan perpustakaan tidak menjadi klaster penularan baru,” Kata Nelfiyonna.

Dengan menghadirkan Raja Ira Novia Badar Putri, S.Pd selaku narasumber acara tersebut. Nelfiyonna berharap kegiatan ini bisa menjadi momentum bagi generasi muda untuk cinta baca dan menulis sesuai dengan visi Walikota terwujudnya Pekanbaru sebagai smart city madani.

“Melalui pilar smart people, perpustakaan berperan mencerdaskan generasi muda dengan meningkatkan minat baca, sehingga kelak calon penerus bangsa ini bisa mandiri, berdaya saing dan memajukan pembangunan daerah,” jelasnya.

Seperti diketahui, penetapan hari puisi nasional berkaitan erat dengan penyair tanah air, Chairil Anwar. Dijuluki “Si Binatang Jalang”, penyair kebanggaan Indonesia ini lahir di Medan, 26 Juli 1922 merupakan anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha telah menyukai membaca buku sejak kecil dan bertekad menjadi seorang penyair sejak masih berusia 15 tahun.

Chairil muda bersekolah di HIS dan MULO (sekolah setara SD dan SMP saat ini) bagi kaum pribumi pada masa penjajahan. Karena kecintaannya akan literasi, pria yang mahir berbagai bahasa, seperti Inggris, Jerman dan Belanda itu telah membaca buku-buku untuk siswa HBS (SMA-red) diusia belianya.

Namun memasuki usia 18 tahun, Chairil tidak lagi melanjutkan pendidikan dan ikut pindah ibunya ke Batavia (Jakarta-red) setahun kemudian setelah orangtuanya memutuskan bercerai. Perceraian orangtuanya menjadi titik balik kesuksesan Chairil Anwar dan jalan perkenalannya ke dunia sastra. Namanya mulai melejit saat tulisan pertamanya di publikasikan majalah nisan pada tahun 1942.

Sejak periode 1942 sampai 1949, Chairil telah menulurkan 70 sajak asli, 4 saduran, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli serta 4 prosa terjemahan. Salah satu puisi “Aku” dikenal sebagai salah satu gagasannya yang memiliki pengaruh besar terhadap angkatan 45. Puisi karyanya seperti para pejuang kemerdekaan di jamannya, banyak berisi perlawanan dan semangat kemerdekaan.

Setelah bercerai dengan Hapsah Wiriaredja pada 1948, Chairil tidak lagi produktif berkarya, karena kesehatannya yang memburuk akibat terjangkit Tuberculosis (TBC) hingga meninggal pada 28 April 1949 di umur yang belum genap 27 tahun. Kini sudah telah dari setengah abad perginya sang penyair pergi. Namun karyanya masih hidup ditengah masyarakat.

“Kecintaan bisa ditumbuhkan melalui banyak cara, salah satunya dengan membaca buku. Pemikiran Chairil bisa menjadi contoh bagi kawula muda untuk semangat mengejar impiannya dan menyampaikan pendapat. Pemikiran hebat bisa didapatkan dengan rajin membaca buku,” pungkasnya.

About the author

Gambar Gravatar

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DISPUSIP) Kota Pekanbaru hadir sebagai salah satu wujud keseriusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. DISPUSIP Kota Pekanbaru mengemban tugas untuk memberikan pelayanan yang terbaik di bidang perpustakaan dan Kearsipan.

Tentang Penulis: DISPUSIP Kota Pekanbaru

Gambar Gravatar
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DISPUSIP) Kota Pekanbaru hadir sebagai salah satu wujud keseriusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. DISPUSIP Kota Pekanbaru mengemban tugas untuk memberikan pelayanan yang terbaik di bidang perpustakaan dan Kearsipan.

No More Posts Available.

No more pages to load.