Saat ini, informasi yang tersebar di dunia maya atau internet sudah sangat banyak. Bahkan kini kita sudah masuk pada tahap di aman kita harus memfilter informasi, karena banyaknya arus informasi tersebut. Di antaranya yang saat ini marak dan sulit terbendung adalah informasi bohong alias hoax.
Hoax ini sendiri secara umum dibagi menjadi dua jenis yakni misinformasi dan disinformasi. Keduanya merupakan sama-sama informasi yang salah yang tersebar di masyarakat. Misinformasi merupakan informasi yang salah yang disebar karena penyebarnya tidak mengetahui bahwa informasi tersebut salah. Sedangkan disinformasi adalah informasi salah yang disebar oleh penyebarnya secara sadar dengan tujuan tertentu.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru, Firman Agus, yang juga merupakan Trainer Google News Initiative, mengatakan bahwa Indonesia saat ini berada di posisi lima besar pengguna internet terbanyak di dunia. Dari 250 juta penduduk Indonesia, 64.8 persen sudah terhubung dengan internet.
“Dari jumlah tersebut, pengguna terbanyak berada di Jawa sebanayk 55 persen. Disusul dengan Sumatra sebanyak 21 persen dan sisanya tersebar di wilayah lainnya di Indonesia,” sebut Firman.
Kebanyakan penggunaan internet di Indonesa bertujuan untuk komunikasi lewat media sosial yang ada. Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, dan berbagai aplikasi medsos lainnya.
Sayangnya, penetrasi internet yang tinggi di Indonesia, tidak diimbangi dengan kemampuan berfikir kritis terhadap informasi yang diterima. Hal ini berkaitan dengan tingkat literasi masyarkat. “Berdasarkan hasil survey oleh lembaga survey pelajar dunia, negara kita menduduki posisi ke-62 tingkat dari survey minat baca. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan memproses bacaan dan tulisan masih relatif rendah dibanding negara lain,” terang Agus.
Dengan banyaknya paparan internet, mayoritas masyarakat masih gagal dalam menyaring informasi. Sehingga saat ini banyak informasi hoax yang didapat di berbagai media. Baik itu informasi yang disebar karena ketidak tahuan, maupun yang disebar secara sengaja. Dengan kata lain, untuk mampu menekan penyebaran hoax di Indonesia, salah satu yang dapat dilakukan yakni meningkatkan tingkat literasi masyarakat dengan cara membaca buku.
